Tragedi memilukan dialami model Indonesia, Manohara Odelia Pinot. Selain diduga disekap oleh suaminya, Tengku Muhammad Fakhry, putra Raja Kelantan Malaysia, wanita muda tersebut juga diduga disayat-sayat dadanya dengan silet oleh sang suami. Keluarganya menyatakan sang putri kini tak jelas nasibnya.
Kisah memilukan ini diungkapkan Daisy Fajarina, ibunda Manohara. “Anak saya disiksa, di bagian dadanya disilet-silet. Itu yang ngomong dari pihak dalam istana yang punya hati nurani dan nggak tega melihat penderitaan anak saya,” jelas Daisy saat ditemui di Restoran Ampera, Jl KH Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan, Senin (20/4) petang.
Daisy mengaku memiliki bukti penyiksaan yang diterima oleh putrinya yang blasteran Indonesia-Prancis tersebut. “Saya juga ada bukti rekaman,” imbuhnya.
Pernikahan Manohara dengan Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra sebenarnya dikarenakan oleh sebuah ‘kecelakaan’. Pada awal 2007 lalu Manohara mengaku kepada ibunya kalau kegadisannya telah direnggut oleh Tengku. Mendengar pengakuan itu, Daisy mengaku shock. “Saya merasa kecurian dan tertipu. Setiap saya menjabat tangan Tengku, dia selalu bersumpah pada saya tak akan melakukan hal-hal yang maksiat,” tutur Daisy berlinang air mata.
Lantas bagaimana nasib Manohara sekarang?
Sampai saat ini keberadaan sang model berusia 17 tahun itu masih misterius. Artis kelahiran 28 Februari 1992 yang pernah masuk dalam ‘100 Pesona Indonesia’ oleh Majalah Herper’s Bazaar ini diduga disekap oleh pangeran dari Malaysia tersebut. Daisy membenarkan adanya pengambilan secara paksa Manohara oleh Tengku Fakhry.
Manohara adalah putri kedua pasangan Daisy Fajarina dan Reiner Pinot Noack, pria berkebangsaan Prancis. Dari pernikahan yang berakhir dengan perceraian ini, Daisy memiliki dua putri yaitu Dewi Sari Asih dan Manohara Odelia.
Cerita pilu ini bermula dari perkenalan Manohara dengan Tengku Fakhry. Sekitar Desember 2006, Daisy dan Manohara mendapat undangan dari salah satu teman baik yakni makan malam bersama Datuk Najib, Deputi Prime Minister dari Malaysia. Dalam acara itu, Manohara berkenalan dengan Tengku Fakhry yang kelahiran 7 April 1978.
“Ketika pertemuan, beliau terlihat sangat sopan. Setelah beberapa bulan, beliau menujukkan rasa sukanya kepada putri saya Manohara yang saat itu berusia 15 tahun. Selama saya kenal, beliau orangnya baik. Kalau dia datang ke Jakarta, kami sering diajak berlibur bersama.
Dia rajin salat, tak pernah kasar, dan lembut bicaranya. Saya sudah menganggap Tengku anak saya,” kata Daisy.
Kemudian pada Desember 2007 saat malam tahun baru, Manohara datang menemui Daisy dan menangis. “Manohara mengaku bahwa Tengku telah merenggut kegadisannya. Saya merasa kecurian dan tertipu,” kata Daisy.
Setelah itu, Tengku bersedia menikahi Manohara, namun dengan syarat pernikahan akan digelar di bawah tangan. Tetapi Daisy tidak mau anaknya dinikahi secara siri.
Maka pada 17 Agustus 2008, Daisy dan Manohara berangkat ke Kuala Lumpur atas undangan istana Kelantan dalam rangka memperkenalkan Manohara kepada ayah dan ibunda Tengku Fakhry. Kemudian oleh Mufti (ketua agama) ditentukan pernikahan akan digelar 26 Agustus 2008.
Daisy saat itu mengaku kaget, karena tidak ada waktu cukup untuk memberi tahu keluarga dan melakukan segala persiapan. “Waktu itu usia Manohara 16,5 tahun,” jelas Daisy.
Karena sudah diputuskan, pernikahan tetap dilangsungkan. Dalam pernikahan itu, Tengku memberi mas kawin 50.000 RM, kalung berlian, anting-anting, gelang, cincin, dan jam tangan.
Diperlakukan Kasar
Lebih lanjut Daisy menceritakan, selama menjalani kehidupan rumah tangganya dengan Tengku Fakhry, Manohara tidak diperlakukan dengan baik. Menurut Daisy, putrinya kerap dianggap sebagai properti, bukan istri. Kerap kali Tengku Fakhry di hadapan umum memperlakukan Manohara dengan kasar.
Ia sering mengatakan istrinya seperti mobil mewah, tapi karena tidak bisa dikendarai, ganti saja dengan mobil lain. “Sampai pada suatu saat Manohara melarikan diri dari Singapura kembali ke Jakarta ke rumah kontrakan kami,” ungkap Daisy.
“Tapi setelah itu, kami di Jakarta selalu kedatangan tamu untuk mencoba membawa anak saya kembali ke Kuala Lumpur. Saya katakan semua itu terserah Manohara, ” tutur Daisy.
Beberapa kali pihak Tengku Fakhry terus melakukan upaya mengambil Manohara, salah satunya dengan mengajak ibadah umrah. Karena niatnya baik, keluarga Manohara mengizinkan. Maka pada 25 Februari 2009, berangkatlah mereka menuju Jeddah, Arab Saudi, dengan pesawat MAS. Daisy dan Dewi, kakak Manohara, juga diajak serta umrah.”Alhamdulillah, kami melakukan ibadah dengan baik, hubungan kami dengan Tengku pun baik,” ujar Daisy.
“Tanggal 9 Maret 2009, kami bersiap-siap kembali ke tanah air. Sewaktu menuju ke airport, Manohara berangkat satu mobil dengan Tengku Fakhry. Saya dan putri saya, Dewi, dan Pak Mohd. Kamel dengan mobil lain,” katanya.
“Tapi setiba di airport, saya terperanjat karena kita tidak menuju ke terminal commercial tapi ke terminal aviation untuk private jet. Betapa terperanjatnya saya karena pintu pesawat tiba-tiba ditutup, karpetnya digulung. Orang-orang di bawah memberi aba-aba kepada pilot bahwa ada tiga penumpang (Daisy, Dewi, Mohd Kamel, -Red) yang ingin naik, tapi dia tidak peduli,” kisahnya.
Daisy kemudian lari ke sisi kanan pesawat mencari dimana Manohara. “Saya sempat melihat dia ditekan oleh orang di dalam pesawat. Saya sangat takut sekali, saya berteriak ‘anak saya….tolong anak saya…’ Dewi juga berteriak teriak ketakutan, tapi pilot tetap tidak peduli dan menjalankan pesawat sampai wingnya hampir menabrak kami dan mobil yang diparkir di dekat pesawat, ” tutur Daisy.
Sekejap kemudian, lanjut Daisy, Manohara yang wajahnya mirip artis Nia Ramadhani itu melesat bersama pesawat tersebut. “Manohara terbang dengan pesawat Challenger 300 milik Berjaya Air dengan nomor reg 9MTAN dan diterbangkan pilot Kaptain Zakaria Salleh, yang berkebangsaan Malaysia. Pesawat meninggalkan kami begitu saja di runway, kami ketakutan sekali.
Saya tidak menyangka setelah umrah, mereka sanggup melakukan hal yang sangat tidak manusiawi, ” tutur Daisy yang mengakui Manohara pernah pacaran dengan Ardi Bakrie, putra Menko Kesra yang juga pengusaha kaya Aburizal Bakrie.
Daisy langsung melaporkan peristiwa itu ke Kedubes RI di Jeddah. Kemudian pada 19 Maret, dia mencoba ke Malaysia tapi dijegal oleh Imigrasi Malaysia. “Saya tidak boleh masuk dengan alasan yang mereka sendiri tidak bisa kasih alasan. Itu atas permintaan kerajaan Kelantan,” kata perempuan berusia 44 tahun itu.
Pada 23 Maret 2009, Daisy juga melapor ke Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Deplu. Ia juga meminta bantuan kepada semua media untuk ikut melakukan investigasi dan pemberitaan untuk mendeteksi jejak putrinya. “Rasanya saya ingin mati saja, tapi saya tahu saya harus kuat untuk anak saya. Saya tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada anak saya,” kata Daisy berlinang air mata.
Tengku Fakhry merupakan putra dari Raja Kelantan, Sultan Ismail Petra. Ibunya bernama Tengku Anis. Fakhry, yang merupakan putra ketiga, memiliki tiga saudara. Masing-masing Tengku Muhammad Faris Petra, Tengku Muhammad Faiz Petra dan Tengku Amalin A’lshah Putri.
Tak ada kegiatan terbaru yang pernah dilakukan Fakhry. Terakhir ia sempat membuka festival makanan di Kelantan, 21 Juli 2008 silam. Kegiatan ini merupakan even rutin untuk menarik kedatangan turis ke negara bagian tersebut. _ Surya Online
No comments:
Post a Comment